Blog

Cara Membedakan Kayu Jati Asli Blora dan Kayu Jati Belanda: Panduan Lengkap Agar Tidak Tertipu

Kayu Jati Belanda Dan Jati Biasa

Dalam dunia furnitur dan konstruksi interior di Indonesia, istilah “Kayu Jati” adalah jaminan mutu. Namun, bagi orang awam, istilah ini sering kali membingungkan karena adanya varian nama yang beredar di pasaran, terutama antara Kayu Jati Asli Blora dan Kayu Jati Belanda. Banyak pembeli yang terkecoh, mengira keduanya adalah jenis kayu yang sama hanya karena menyandang nama “Jati”, padahal keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan—bagaikan bumi dan langit—baik dari segi asal-usul, ketahanan, hingga harga.

Apakah Anda sedang berencana membeli furnitur? Hati-hati, jangan sampai Anda membayar harga premium untuk kualitas kayu palet. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan kedua jenis kayu tersebut agar Anda tidak salah pilih saat berinvestasi pada furnitur impian Anda.

Mengenal Kayu Jati Asli Blora: “Emas Cokelat” dari Hutan Jawa

Sebelum membedakan, kita harus memahami apa itu Kayu Jati Blora. Kayu ini berasal dari pohon Tectona grandis yang tumbuh di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di kalangan pengrajin dan eksportir, Jati Blora memegang reputasi sebagai salah satu kayu jati terbaik di dunia.

Mengapa harus Blora? Wilayah Blora dikenal memiliki struktur tanah yang unik, yakni pegunungan kapur dengan tingkat keasaman dan kandungan kalsium yang spesifik. Kondisi alam yang cenderung kering, tandus, dan panas di musim kemarau membuat pohon jati di daerah ini tumbuh lebih lambat dibandingkan jati di daerah tropis basah (seperti Jawa Barat). Pertumbuhan yang lambat ini justru menjadi kunci kualitasnya: cincin tahunan (lingkaran tumbuh) menjadi sangat rapat, menghasilkan kayu dengan densitas (kepadatan) yang luar biasa tinggi.

Ciri Khas Utama Kayu Jati Blora:

  1. Kandungan Minyak Alami Tinggi: Kayu ini mengandung zat ekstraktif bernama tectoquinone yang sangat tinggi. Ini adalah pelindung alami yang membuat kayu jati Blora sangat dibenci oleh rayap, jamur, dan serangga perusak kayu lainnya.
  2. Warna Emas Kecokelatan: Jati Blora memiliki warna cokelat tua keemasan yang sangat khas dan mewah. Semakin tua umurnya, warnanya akan semakin matang dan gelap, memberikan aura kewibawaan.
  3. Serat Cantik dan Tegas: Serat kayunya seringkali melengkung indah, terkadang memiliki pola “mata” yang artistik namun tetap solid, tidak kopong.

Mengenal Kayu Jati Belanda: Si Cantik yang Menipu Nama

Di sisi lain, ada Kayu Jati Belanda. Nama ini sebenarnya adalah salah kaprah yang sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Kayu Jati Belanda sama sekali bukan kayu jati (Tectona grandis), dan tidak selalu berasal dari Belanda.

Kayu Jati Belanda adalah istilah pasar lokal untuk Kayu Pinus (Pinus merkusii atau jenis Pine lainnya seperti Radiata Pine). Sejarah nama ini muncul karena kayu ini sering ditemukan sebagai kayu palet atau peti kemas pembungkus barang-barang impor dari luar negeri. Karena barang impor zaman dulu sering diasosiasikan dengan “Londo” atau Belanda, maka kayu bekas pembungkusnya disebut “Jati Londo” atau Jati Belanda.

Karena sifatnya sebagai kayu bekas peti kemas, kayu ini seringkali memiliki lubang-lubang bekas paku. Namun, karena seratnya yang cerah, unik, dan harganya yang sangat murah, kayu ini menjadi primadona untuk furnitur murah bergaya rustic, shabby chic, atau minimalis modern ala kafe kekinian.

5 Cara Paling Akurat Membedakan Jati Blora vs. Jati Belanda

Jika Anda berada di toko mebel dan bingung membedakan keduanya, jangan hanya percaya pada ucapan penjual. Lakukan pengecekan fisik menggunakan 5 indikator utama berikut ini.

1. Uji Bobot dan Kepadatan Kayu (Weight & Density)

Cara termudah dan tercepat membedakan kedua kayu ini adalah dengan mengangkatnya.

  • Jati Asli Blora: Terasa sangat berat, mantap, dan solid. Karena pertumbuhannya yang lambat di tanah kapur, pori-pori kayunya sangat padat. Sebuah kursi makan kecil dari jati Blora akan terasa berbobot signifikan saat diangkat.
  • Jati Belanda (Pinus): Terasa sangat ringan. Kayu pinus termasuk dalam kategori softwood (kayu lunak) dengan pori-pori yang lebih renggang dan kadar selulosa yang berbeda. Anda bahkan bisa mengangkat Belanda dengan satu tangan dengan mudah. Jika furnitur terasa “kopong”, hampir pasti itu bukan Jati Blora.

2. Uji Kekerasan dengan Kuku (Hardness Test)

Lakukan tes sederhana dengan menekan permukaan kayu menggunakan kuku ibu jari Anda (lakukan di bagian yang tidak terlihat, misalnya bagian bawah meja atau kaki kursi belakang).

  • Jati Asli Blora: Sangat keras. Kuku Anda akan sulit meninggalkan bekas yang dalam, atau bahkan tidak berbekas sama sekali. Kayu ini tahan terhadap benturan dan goresan ringan.
  • Jati Belanda (Pinus): Lunak dan empuk. Tekanan kuku yang kuat bisa dengan mudah meninggalkan bekas cekungan atau goresan. Kayu ini mudah penyok (dent) jika terbentur benda keras, sehingga kurang cocok untuk furnitur heavy duty.

3. Perhatikan Warna dan Pola Serat (Color & Grain)

Secara visual, kedua kayu ini memiliki kepribadian yang bertolak belakang.

  • Jati Asli Blora: Memiliki warna dasar cokelat tua, cokelat kemerahan, atau kuning emas gelap. Seratnya tajam, tegas, dan memiliki pola lingkaran tahun yang artistik namun menyatu.
  • Jati Belanda (Pinus): Memiliki warna dasar yang sangat cerah, cenderung putih, krem, atau kuning pucat. Seratnya halus namun memiliki ciri khas utama: Mata Kayu (Knots). Jati Belanda hampir selalu memiliki bulatan-bulatan mata kayu berwarna cokelat gelap yang kontras dengan warna dasarnya. Pola mata kayu ini adalah ciri khas pinus yang jarang ditemukan pada jati (kalaupun ada pada jati, warnanya tidak sekontras pinus).

4. Tingkat Ketahanan Terhadap Hama (Durability)

Ini adalah faktor terpenting untuk investasi jangka panjang Anda.

  • Jati Asli Blora: Adalah “Raja” ketahanan. Ia tahan hujan, panas, dan serangan rayap tanpa perlu perawatan kimia berlebihan. Minyak alaminya beracun bagi rayap. Jati Blora grade A bahkan bisa bertahan ratusan tahun, seperti yang sering ditemukan pada bangunan Joglo kuno atau bantalan rel kereta api zaman dulu.
  • Jati Belanda (Pinus): Sangat rentan. Kayu pinus memiliki kandungan getah yang manis yang justru disukai serangga. Ia mudah diserang rayap bubuk dan jamur blue stain (noda biru kehitaman) jika tidak segera diberi obat anti-rayap dan coating yang baik. Selain itu, kayu ini mudah melengkung (warping) atau memuai jika terkena perubahan suhu ekstrem.

5. Perbandingan Harga (Price)

Ada rupa, ada harga. Perbedaan harga keduanya sangat mencolok.

  • Jati Asli Blora: Harganya mahal dan cenderung naik setiap tahun karena kelangkaan bahan baku dan lamanya masa panen (puluhan tahun). Ini adalah barang investasi.
  • Jati Belanda: Harganya sangat terjangkau, seringkali hanya 1/3 atau 1/4 dari harga furnitur jati asli. Bahan bakunya melimpah (karena seringkali limbah peti kemas) dan pohon pinus tumbuh jauh lebih cepat daripada jati.

Tabel Perbandingan Singkat

Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah ringkasan perbedaan spesifikasinya:

FiturKayu Jati Asli BloraKayu Jati Belanda (Pinus)
Nama LatinTectona grandisPinus merkusii / Radiata Pine
Warna DasarCokelat Emas / Cokelat GelapPutih / Krem / Kuning Pucat
Mata Kayu (Knots)Jarang, warna menyatuBanyak, warna gelap kontras
Berat JenisBerat (Heavy)Ringan (Light)
Kategori KekerasanKeras (Hardwood)Lunak (Softwood)
TeksturBerminyak, SolidKering, Berserat Halus
Ketahanan RayapSangat Tinggi (Alami)Rendah (Perlu Bahan Kimia)
HargaPremium / MahalEkonomis / Murah

Ekspor ke Spreadsheet

Kesimpulan: Mana yang Harus Anda Pilih?

Pemilihan jenis kayu kembali lagi pada kebutuhan, anggaran, dan selera desain interior Anda. Tidak ada yang salah dengan memilih Jati Belanda, asalkan Anda sadar bahwa itu adalah kayu pinus, bukan jati asli.

Pilihlah Kayu Jati Asli Blora Jika:

  • Anda mencari furnitur untuk investasi jangka panjang (bisa diwariskan ke anak cucu).
  • Furnitur akan ditempatkan di luar ruangan (outdoor) atau area lembap.
  • Anda menginginkan kesan mewah, klasik, dan elegan.
  • Anda tidak ingin repot dengan perawatan anti-rayap rutin.
  • Contoh penggunaan: Pintu utama, besar, pakaian, kursi tamu, dan konstruksi rumah (gebyok).

Pilihlah Kayu Jati Belanda Jika:

  • Anda memiliki anggaran terbatas namun ingin furnitur kayu solid (bukan serbuk kayu/MDF).
  • Anda menyukai gaya interior Scandinavian, Rustic, atau Industrial yang menonjolkan warna kayu terang dan serat kasar.
  • Anda sering berpindah tempat tinggal (anak kos/kontrakan) karena furniturnya ringan untuk dipindahkan.
  • Anda membutuhkan furnitur untuk penggunaan jangka pendek atau dekorasi kafe/distro.

Ingatlah mantra sederhana ini: Jati Blora itu “Berat, Keras, Cokelat, Mahal”, sedangkan Jati Belanda itu “Ringan, Lunak, Putih, Murah”.

Jadilah pembeli yang cerdas. Jangan ragu untuk menanyakan asal-usul kayu kepada penjual (“Ini jati TPK Blora atau jati kampung? Atau jati londo?”). Pengetahuan ini akan menyelamatkan dompet Anda dari membeli barang yang salah.